Friday, May 9, 2008

Ida, si comel loteh..

Aku pernah buat projek dengan seorang pelajar perempuan di IPTA... nama gadis ini Ida... Orangnya lawa dan berkulit putih melepak. Ida ini adalah kacukan Arab dan melayu. Hidung mancung dan bibir pula bak delima merah menggiurkan. Ida sentiasa memakai tudung mini dan berseluar jeans biru manakala baju pula lebih suka memakai baju longgar warna putih dari jenis kemeja. Ida jenis gadis yang suka memkai tudung hitam. dengan tudung hitam itulah wajah kelihatan lebih seksi dan menawan. paling aku suka lihat adalah bibirnya yang mungil dan mempesonakan. Tubuhnya sedang-sedang sahaja. Kecil comel loteh. Sedap kalau dipeluk dengan erat. memang Ida adalah gadis yang cukup menggugat kelakian pelajar-pelajar lelaki di tempat aku. Aku sentiasa geram apabila melihatnya. Aapalagi bila melihat dan menatapnya dari dekat. kulitnya cukup bersih dan gebu. Ingin sahaja aku menjilat dan mengigit pipi gebunya. Fuhh... memang cukup membuatkan airmani aku terpancut. Dan mulutnya yang mungil dan kecil itu memang cukup membuat aku membayangkan mulut itu menghisap batangku dan emngulum air maniku... aku sentiasa terangsang bila bertemu dengannya.
satu hari aku betul-betul dapat kesempatan yang diluar dugaan aku. Aku tidak sangka satu pagi bila aku pergi kelas. Satu peristiwa yang tak disangka-sangka. Aku tiba di kelas dalam jam 7.10 minit. Aku ingatkan takde lagi pelajar yang lebih awal dari aku. aku bergegas masuk kle dalam kelas. dari luar kelas aku seolah-olah merasakan terdenngar bunyi orang mengerang. aku amat-amati bunyi mengerang itu sebelum menolak pintu kelas. Aku tolak pintu kelas dengan pelahan sambil meliarkan mata ke dalam kelas yang masih samar-samar lantaran lampu kelas belum dihidupkan. Tambahan pula kelas agak jauh di huung bangunan dan paling lambat disinari cahaya matahari pagi. Dada ku berdebar-debar apabila ternampak seseorang pelajar perempuan sedang membelakangi pintu belakang kelas dan juga membelakangi aku. Akutundukkan badan dan bersembunyi di balik meja sabi mata ku terus meliar ke depan melihat pelajar perempuan itu sedang melakukan sesuatu pada alat sulitnya sambil mengerang-ngerang nikmat denga suara yang halus dan rendah.

Monday, May 5, 2008

wanita itu bertudung jilbab

Pernah pada suatu hari seorang kepala desa bernama Tarmi Sugriwa begitu terpukau dengan keanggunan ibu muda itu, saat itu pak lurah hendak pergi kebalai desa, dan pak Tarmi melihat Ratih yang berbaju biru panjang dengan berjilbab warna ungu sedang menuju pulang kerumahnya dari pasar. Betapa cantiknya wanita ini…LurahTarmi membatin, dan bila dilihat dari bentuk tubuhnya pasti ibu muda ini mempunyai lekuk tubuh yang sangat menggairahkan yang tersembunyi dibalik pakaian yang dipakainya. Tiba tiba nafsu birahi Lelaki itu menggelegak, dan kebetulan arah mereka satu tujuan lalu mereka mengobrol bersama dalam perjalanan. Selama dalam perjalanan tiada bosan bosannya pak Tarmi melirik pada Ratih, dan ibu muda yang diliriknya semakin mempesona dengan lirikan mata mengundang nafsu birahi lurah Tarmi. Dan gayung pun bersambut dan Ratih pun isyaratkan minta disetubuhi oleh lelaki tua itu.Hingga saat mereka melintasi rumpun bambu yang lebat dan rimbun, pak lurah Tarmi tak tahan lagi membendung nafsu birahinya, lalu dipeluknya Ratih, dan dengan buas dilumatnya bibir Ratih hingga ibu muda itu mendesah nikmat. Mereka bersetubuh dengan posisi berdiri, tubuh pak lurah yang tinggi besar itu agak sedikit membungkuk saat memagut bibir sensual Ratih, dan dengan hanya mengangkat bagian bawah jubah Ratih sebatas pinggang, Keduanya memacu birahi dengan liarnya, Ratih mengerang manja saat penis besar panjang pakTarmi menyentak dasar rahimnya, gerakan tubuh ibu muda itu indah bagaikan penari jalang, tubuhnya yang berkeringat dengan nafas ngos ngosan Ratih menggoyang goyangkan pantat bulatnya yang diremas remas oleh pak Tarmi mengikuti irama kocokan penis besar itu, dan kedua payudaranya dihisap rakus oleh pak Tarmi setelah melepas kancing atas baju Ratih, sambil memacu kuat penisnya keluar masuk vagina Ratih.Sungguh pemandangan yang mempesona dipagi hari itu dikerimbunan pohon bambu Ratih nampak bagai orang yang kesurupan, dengan jilbab yang tetap menutupi rambut dan kepalanya yang terdongak keatas, Ratih memacu birahinya dengan mata yang merem melek didera nafsu. Desahan serta erangan manjanya ditempat yang sunyi terdengar merdu membangkitkan gairah kejantanan lelaki yang berusia 55 tahun itu. Pak Tarmi juga ikut meracau nikmat saat memacu birahinya…”Ouuughhh tempek bu Ratih enaak teunan legit dan sempit…Agggh yeaah gayel gayel memeknya”…ibu suka ya kalau saya entotin dengan berdiri, belum pernah ya ngentot berdiri dengan suami sendiri ?... Ayooo.. bu Ratih bilang ajaaa gak usah malu malu. Teruuus goyangin pantatnya dong buuuuu…Yeeah begitu bu goyang terus, aduuh biung enaaak banget sich memek seret ini. Ratih kian bernafsu saat mendengar racauan lurah Tarmi , dengan nafas memburu Ratih memeluk leher lelaki itu dan memagut bibir pak lurah yang tebal hitam itu, ia memutar mutarkan pantatnya mengikuti hujaman penis besar pak Tarmi. “ Oooooh ampuuuun..Uuuugggh pak…kontolmu besar sekali….Aduuuuh rasanya mentok pak….Ooooh panjangnya..terus entotin yang kuaaat pak. Ibu muda yang berjilbab ungu itu mengerang manja dengan tubuh bergetar saat mencapai puncak orgasmenya sampai dua kali, didalam dekapan erat lurah tua itu biji mata Ratih mendelik keatas dengan tubuh menegang berkejat kejat menggelepar. Tubuh yang tinggi besar pak lurah makin erat memeluk tubuh Ratih yang hendak jatuh terlentang, lelaki itu menjilati leher jenjang dan telinga Ratih sambil tangan kekarnya meremas kuat pantat ibu muda itu…akhirnya pak lurah Tarmi mengerang nikmat bagaikan seekor singa saat melepaskan lahar panasnya kedalam liang vagina Ratih. “Ooooh eaaanaaak…enaaaak rasanya memek ibuuu dan ngempot ngempot rasanya. “Oh jeng ayu”…Lain waktu kita ngentot lagi ya.. memeknya Jeng Ratih legit dan peret”… Pak lurah Tarmi tertawa puas sambil jarinya menyentil putting susu ibu muda itu, dan Ratih pun ikutan tertawa sambil meremas lembut batang kejantanan lurah Tarmi yang mulai menciut. akhirnya dengan tergesa gesa mereka membenahi pakaian kembali. Dan tanpa mereka sadari ada sepasang mata merah yang menyala menyaksikan persetubuhan mereka. Sepasang mata itu adalah mata yang penuh rasa cemburu penuh nafsu birahi saat menyaksikan Ratih disetubuhi lelaki tua itu. Makhluk itu selalu hadir dengan perintah gaibnya yang merasuki jiwa ibu muda itu,sejak dari tadi makhluk siluman itu menyaksikan persetubuhan mereka berdua. Makhluk siluman yang bernama Durga Geni itu adalah sebangsa Jin yan berujud Anjing hitam siluman, dan Durga Geni raib dengan seketika menjadi kabut putih, makhluk itu pergi dengan membawa kepuasan serta rasa cemburu pada ibu muda itu. Tiba tiba Ratih seperti dirasuki rasa penyesalan, namun ia sendiri tidak sanggup menolak kehadiran gairah nafsunya, seperti ada sesuatu yang menuntun nalurinya untuk melakukan persetubuhan. Akhirnya dengan pikiran yang berkecamuk buntu, Ratih mempersetankan itu semua karena ia merasa sudah terlanjur terjerat kedalam badai birahi yang sulit untuk dimengerti dengan akal pikirannya. Dan bukan hanya pak lurah saja yang telah mencicipi kehangatan tubuh Ratih, Di desa itu ada seorang anak tanggung yang bapaknya pemilik tambak ikan mas didesa itu, dan pemuda belia itu pernah juga merasakan nikmatnya memek Ratih yang hangat dan sempit itu. Marto yang baru berusia 16 tahun namun postur tubuhnya yang tinggi besar bagai orang dewasa, Marto begitu sangat kagum dan terpesona dengan kecantikan ibu muda itu. Pemuda yang baru kelas tiga SMP itu dengan membawa ikan mas yang dipesan Ratih pada bapaknya dari tambak, diantarkan kerumah Ratih yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya. Sore hari itu Ratih sedang duduk menunggu diatas balai bambu depan rumahnya. Hanya dengan memakai daster berleher rendah Ratih sedang menikmati secangkir teh manis hangat. Suaminya sejak tadi pagi telah pergi kepelosok pelosok desa menjalankan tugasnya dan akan kembali esok lusa. Ketika Marto sampai dirumah ibu muda itu yang menyambutnya dengan senyum manis nan menggoda. Marto sering mengkahyalkan perempuan itu saat beronani, kini ia mendapatkan kesempatan untuk melihat lebih dekat lagi diri perempuan cantik itu yang tidak memakai jilbab saat berada dirumahnya. Dengan kepala tertunduk malu namun bagai elang mata Marto melirik pada payudara Ratih yang bulat mengkal bergantung indah menantang. kemudian Marto menyerahkan bungkusan ikan mas yang masih hidup itu pada Ratih. Dan tanpa sengaja tangan Marto menyentuh tangan ibu muda itu, seketika darah muda Marto berdesir dan ia nampak gugup sekali. Ratih yang melihat kegugupan pemuda tanggung itu jadi penasaran dan terus menggodanya dengan sengaja Ratih membungkuk memeriksa bungkusan itu, dan kedua biji mata pemuda itu kian melotot melihat buah dada ibu muda yang cantik itu penuh nafsu. Dengan meneguk air liur pemuda tanggung itu bergumam dalam hati..”Oooh alangkah nikmatnya bila aku bisa menyusu pada ibu yang cantik ini”. Kemudian Ratih menyuruh Marto untuk membawa masuk bungkusan itu kedalam rumahnya untuk diletakan diruang dapur, dan Marto pun menurut saja, Ratih kemudian ikut menyusul pemuda itu setelah suara bisikan gaib mempengaruhi jiwanya kembali. Saat itu Marto ada diruang dapur ia melihat ibu Ratih berdiri dibelakangnya dalam keadaan telah bugil. Detak jantung Marto kian berdebar saat melihat perempuan cantik itu telanjang bulat, dengan mulut ternganga dan bengong serasa seperti bermimpi. Dan kesadaran pemuda itu pulih kembali ketika Ratih berkata… “Marto bukankah kamu ingin melihatku yang telanjang begini…jangan kau bohongi dirimu…aku tahu kau selalu memperhatikan diriku saat aku datang ke tambak itu… matamu seperti menyembunyikan nafsu…aku tahu itu semua. Inilah saatnya untuk kau dapat menyentuh tubuhku. Lalu Ratih meraih tangan Marto dan dibawa ke bukit indahnya yang kenyal dan mengkal. Ratih seperti digerakan oleh sesuatu yang mendorong dari dalam dirinya untuk bertindak demikian itu dan batinnya tak mampu untuk menolaknya. Pemuda itu jadi bernafsu, dalam pikiran kotor Marto.. bukankah ini kesempatan ku untuk dapat menyetubuhi ibu muda yang cantik ini…kapan lagi kalau bukan sekarang dari pada aku mengkhayal terus sambil onani lebih baik kusetubuhi saja ibu muda ini.Dan tanpa canggung lagi Marto lalu meremas payudara Ratih serta mengisap pentilnya, keduanya kini dalam keadaan telah bugil, saling meremas saling mendesah…namun Marto masih takut dan ragu saat ingin menusukan penisnya keliang ibu muda itu. Ratih segera tahu dengan keraguan pemuda tanggung itu, dengan lembut dan mesra Ratih membisikan sesuatu pada pemuda itu. “ Marto aku tahu kalau kamu belum pernah menyetubuhi wanita..tapi tak usah takut..kau akan kubuat menjadi lelaki dewasa sejati, agar kau dapat merasakan betapa nikmatnya rasa memek ku, entah dari mana Ratih mendapatkan kata kata seperti itu. Aku juga tahu cah bagus, bahwa bapak mu sering juga diam diam melirik pada payudaraku yang tersembunyi dibalik jubah ku, dan dengan pandangan penuh nafsu bapakmu selalu melihat pada tonjolan dadaku sama sepertimu”.“Ayo Marto masukan penismu sekarang…yaaa begitu terus tekan…teruuuus. bless…Yeaaaach Seketika biji mata Marto terbeliak saat batang penisnya amblas..Marto merasakan kenikmatan yang belum pernah ia alami..liang vagina ibu muda itu berdenyut denyut mengurut batang penisnya. Walaupun Marto masih pemuda tanggung namun batang kejantanannya begitu besar dan panjang seperti milik orang dewasa. Ratih pun ikut mengerang saat penis besar Marto kandas didasar rahimnya. Lalu mereka berdua memacu birahinya, dan ibu muda itu dibuat mengerang dengan tubuh berkejat kejat oleh pemuda tanggung itu. Marto semakin pandai dan menjadi liar karena Ratih yang mengajarinya bagaimana cara memuaskan wanita, dan Marto pun berkelojotan saat penisnya diemut dan dikocok oleh ibu muda itu. Sungguh luar biasa kekuatan pemuda yang bernama Marto itu…hingga Ratih dibuatnya berkali kali mencapai puncak orgasme…”Ooooooh Marto teruuus enaak Marto…entotin aku yang kuat sayang…Aggggh kontol mu besaaar…enak panjaaaaang. Ooooh aku keluar keluaaaaaar….Maaaarto ampuuun..teruuus cah bagus.Marto dengan buas dan lincah menyetubuhi ibu muda itu, dengan geram Marto mengenyot serta menggigit gemas kedua payudara yang mengkal itu sambil menghentakan penisnya dengan kuat dan cepat. Tubuh Ratih bermandikan keringat dalam tindihan tubuh Marto dengan erangan histerisnya bagai orang yang kesurupan. Pemuda itu seperti bayi yang kehausan mengisap dan menggigit gemas putting susu Ratih hingga ibu muda itu menggelinjang nikmat. Pinggul Ratih bergoyang erotis mengikuti irama kocokan penis besar kuda jantan muda yang mulai tak teratur lagi. Pemuda itu merasakan ada sesuatu yang akan meledak dari dalam tubuhnya…dan Marto mulai meracau nikmat…Ooooh buuuu, enaaak rasanya memek ibu…aku suka memek ibuu” Ibu suka ngentot sama saya ya..Ooh ibuu cantik sekali….Oh bu aku mau keluaaaar…Aduuuh bu memek ibuuu rasanya berkedut kedut mengurut kontolku. “ Aku jugaaa…Aggggh Maaarto kontolmu mantap.. aku mau sampaiiiii…Martooo keluarin didalam aja ya..Ooooh terus sayang”…Ratih mulai berkejat kejat dalam hentakan penis Marto yang serasa membesar saat akan memuntahkan lahar panasnya. Ooooh bu kapan kapan aku mau ngentotin ibuuuu lagiiii yaa. Croot crooot kedua tubuh mereka mengejang dan bergetar hebat saat keduanya bersamaan mencapai puncak badai birahi. Semburan lahar panas pemuda itu begitu nikmat dirasakan oleh Ratih rasanya menyentak sampai keubun ubun, dengan tubuh yang melengkung keatas hingga mengangkat tubuh Marto…ibu muda itu menjerit histeris bercampur nikmat yang luar biasa, dan persetubuhan Marto dengan ibu muda itu telah membuat pemuda tanggung itu menjadi ketagihan. Dan bukan hanya Marto saja yang mendapatkan kehangatan liang vagina Ratih…Bapaknya si Marto pun pernah merasakan nikmatnya liang surga yang sempit milik ibu muda itu. Rupanya batang kejantanan bapaknya si Marto yang berusia 60 tahun itu lebih dahsat lagi mengobok obok liang vagina ibu muda yang berjilbab itu, dan ukuran penisnya bapak si Marto lebih panjang dan super besar lagi. Saat itu Ratih sedang disetubuhi dengan posisi menungging ditepi tambak dibalik batu besar, dengan mengangkat jubah ibu muda itu sampai sebatas pinggang, pak Garwo menghentakan batang penis besarnya keliang memek Ratih yang berkejat kejat didera nikmat…”Ooooh pak enaaak..kontolmu…aduuuh ampuuun, terus pak Garwo entot yang kuat”. Pak Garwo pun kian memacu penisnya dengan buas dan liar, karena sudah lama pak Garwo tidak menyentuh perempuan sejak ditinggal mati isterinya dan menduda selama lima tahun, saat dapat kesempatan menikmati tubuh montok ibu muda yang bahenol, membuat lelaki tua itu mengeluarkan jurus andalannya, pak Garwo tidak mau kalah dengan pendekar wanita muda itu dan semua jurus andalannya telah ia kerahkan. Kocokan penis panjangnya yang pelan namun hujamannya menyentuh dasar rahim Ratih hingga membuat ibu muda itu mengerang histeris. Dengan geramnya pak Garwo merenggut jilbab yang dipakai Ratih dengan kasar dan bernafsu, dan rambut panjang Ratih yang terurai, dijadikan seperti tali kekang saat lelaki tua itu memacu kuda betinanya yang meringkik dengan tubuh kian bergetar dan biji mata terbeliak keatas. Vagina ibu muda itu berkedut kedut saat batang kejantanan pak Garwo menggesek dindingnya yang dibanjiri lender kenikmatan. “Ohhh jeng ayu memek mu euunaak teunan..sempit dan peret” Ayo bilang Jeng Ratih mana yang besar kontol suamimu dengan punya ku…Ayo bilang ndak usah malu..yeaah goyang teruuus jeng pantatmu. Dengan gemasnya pak Garwo meremas buah pantat Ratih yang bulat indah itu seraya menyemburkan lahar panasnya. Oooooh ampuuuun pak besaaaar kontol bapaaaaak..Aggggh toloooong mas pardi aku dientot pak Garwoooo…ampunnn enaaak”. Ratih dengan tubuh berkejat kejat nikmat dengan mengerang histeris mendapatkan orgasmenya secara beruntun tiga kali. Dan persetubuhan ibu muda itu dengan pak Garwo membuat Marto ikut pula berkejat kejat menyemburkan pejuhnya saat mengintip bapaknya dari balik pohon waru sambil beronani.

sepupu ku Zali

cerita best dengan sepupu

kejadian ini berlaku pada tahun lepas. pada masa itu, nenek saya meninggal dunia. jadi kami sekeluarga pulang ke kampung. begitu juga dengan semua sepupu yang lain. budak perempuan dapat kongsi satu bilik, dan budak lelaki pula kongsi bilik yang lain. tapi kedua-dua bilik itu berkongsi satu bilik air, yang boleh dimasuk dari kedua-dua bilik. pada hari kedua tinggal di kampung, lebih kurang pukul lima petang, kami semua sedang menolong membasuh pinggan mangkuk. ketika itu saya terasa handak membuang air, tapi saya tahan sehingga siap membasuh. kemudian saya terus masuk ke bilik perempuan dan menuju ke bilik air. tetapi pintu bilik air berkunci. ada orang yang sedang mandi di dalam. sayapun tunggu seketika, tetapi kemudian saya berasa tidak tertahan lagi. sayapun ketuk pintu bilik air. "cepat la sikit". kemudian bunyi shower pun berhenti. saya terpaksa merapatkan kaki sambil kedua-dua tangan berada dicelah kangkang bagi mengelakkan daripada terkencing. selepas itu bunyi kunci pintu dibuka. saya terus meluru masuk, tetapi pada masa itu sepupu saya, Zali, masih belum sempat keluar ke bilik lelaki. Sebelum sempat keluar, dia menoleh dan terlihat saya sedang menahan daripada terkencing. entah kenapa, dia berhenti, dan kemudiannya dia menutup semula pintu tersebut dan menguncinya. saya menyuruhnya keluar tetapi dia hanya tercegat di situ. dia baru sahaja lepas habis mandi dan hanya bertuala. peha saya semakin mengepit kedua-dua tangan saya. "nak kencing ke?" kata Zali sambil tersengih. saya betul-betul tak sangka bahawa sepupuku Zali yang muda setahun dari saya sanggup buat begitu. namun pada masa itu saya tidak mempunyai pilihan lagi kerana jika saya terus tahan, saya rasa pasti akan terlepas jugak. saya terus melucutkan seluar saya, dan kemudiannya panty saya. saya terus bercangkung di mangkuk tandas. tapi oleh kerana Zali sedang memerhati, saya tidak sanggup untuk melepaskan dihadapannya. saya terus merapatkan peha saya. saya cuba menahan sekuat mungkin, tapi akhirnya titis demi titis terkeluar. Zali yang tadi memerhati datang ke arah saya yang sedang bercangkung, lalu membongkokkan badannya sambil tersengih. "tolonglah Zali, keluar..." pintaku. tapi Zali tetap tidak beredar, malah menggunakan kedua-dua tangannya untuk meluaskan kangkangku. kini bahagian sulitku telah terdedah. saya tidak dapat lagi menahan, dan terpancut keluar air kencingku sambil diperhatikan oleh Zali. saya betul-betul tak percaya keadaan itu berlaku. Zali teris membeliakkan matanya memerhatikan saya membuang air sambil terkangkang luas. saya dapat lihat melalui tualanya yang batangnya menegang. setelah selesai membuang air, saya terus membasuh kemaluan saya. tapi pada masa yang sama, Zali terus mengambil seluar dan panty saya yang saya telah lucutkan tadi. saya cuba meminta, tapi dia tidak memberikannya semula kepada saya. "tolonglaa Zali, apa awak nak nii..." saya merayu kepada Zali. Zali tersenyum. "Kalau awak nak balik seluar awak ni, awak kene bukak baju awak dulu" kata Zali. Saya merayu berkali-kali, tapi Zali mengugut kalau saya tak buat apa yang dia nak, dia akan keluar bersama seluar saya. saya yang terdesak, akhirnya bersetuju. mahu tidak mahu, saya tanggalkan t-shirt dan bra saya. akhirnya saya bertelanjang bulat tanpa seurat benang pun dihadapan Zali. saya dapat merasakan yang Zali semakin terangsang melihat saya tanpa sebarang pakaian. batangnya semakin menegang. saya terus meminta pakaian saya semula, Zali mula berdalih. saya dapat merasakan yang Zali mempunyai niat yang tak baik. Zali mengugut dia akan membuka pintu ke bilik lelaki jika saya tidak mengikut cakapnya. saya semakin tidak tahu apa yang nak dibuat kerana jika pintu itu di buka, semua sepupu saya yang ada di dalam bilik tersebut akan melihat saya bertelanjang. akhirnya saya bersetuju untuk ikut apa sahaja yang Zali mahu, dengan syarat Zali berjanji untuk pulangkan pakaian saya dan merahsiakan perkara itu. Zali bersetuju dan terus mengambil kesempatan ke atas diri saya untuk memuaskan nafsunya. mula-mula dia menyuruh saya berdiri mengangkang, sambil dia mengusap dan menjolok-jolok bahagian sulit saya. tangan kirinya pula memicit-micit dan meramas-ramas buah dada saya. mulutnya liar menghisap dan menjilat puting buah dada saya. dalam keadaan tidak rela, badan saya menjadi semakin panas. kemudian, Zali menyuruh saya kangkang dengan lebih besar, dan dia duduk di celah kangkang saya dan kepalanya dicekupkan ke celah kangkang. lidahnya dijelirkan dan dimain-mainkan di dalam bahagian sulit saya. pada masa itu, badan saya semakin panas, dan saya mula merasa terangsang yang amat. saya tidak pernah berasa seperti ini sebelum itu. setelah agak lama, saya berasa seperti melepaskan satu babanan besar dan merasakan satu kepuasan yang amat. rupanya bahagian sulitku telah basah. melihatkan itu, Zali terus bangun dan terus mengarahkan batangnya yang sudah begitu menegang ke arah lubang sulit saya. saya cuba menghalang, tetapi terasa agak lemah ketika itu. Zali tanpa berlengah-lengah memasukkan batangnya ke dalam. saya merasa seperti terkoyak di bahagian tersebut. saya mengerang kesakitan, tapi Zali membisikkan supaya saya tidak membuat bising. Zali memasukkan batangnya perlahan-lahan. saya pada masa itu tersandar pada dinding bilik air tersebut. setelah agak lama, batang Zali akhirnya masuk sehingga ke hujung. kesakitan yang saya rasa semakin berkurang. ketika ini, kami seperti melekat sesama sendiri. kemudian Zali mula mengeluarkan sedikit batangnya, dan menjoloknya masuk semula. perkara ini dilakukan berulang-ulang dan semakin laju. saya tidak sedar yang dengusan nafas saya sudah agak kuat, tapi Zali mengisayaratkan supaya mengawal supaya tidak didengari. "Syyyyyy..... nanti orang dengar.....". saya mencapai klimaks yang kedua pada ketika itu. selepas itu, saya terasa seperti batang Zali semakin membesar lagi di dalam lubang sulit saya.
Zali keluarkan batangnya dan menyuruh saya menghisapnya. saya dapat mengagak yang Zali akan memancutkan cecairnya sebentar lagi. saya pada mulanya tak mahu memasukkan batangnya ke dalam mulut, kerana merasakan itu adalah menjijikkan. tapi lepas didesak oleh Zali, saya melutut dan mengangakan juga mulut, dan Zali memasukkan batangnya ke dalam mulut saya. Zali menyuruh saya hisap batangnya. Saya mula hisap. batangnya yang agak besar itu membuatkan saya terpaksa menganga seluas-luasnya. Rasa suam dan asing dalam mulut saya tetapi saya terus kulum sambil membasahkan batangnya denga air liur saya. Saya menghisap semakin kuat, dan Zali seperti mengerang kenikmatan. Akhirnya terpancut cecair likat itu dari batang Zali ke dalam mulut saya. saya tertelan air likat tersebut dan ingin menarik keluar batang Zali dari mulut, tetapi tidak dibenarkan oleh Zali. Semakin banyak saya tertelan, dan selebihnya meleleh keluar dari mulut saya. Zali menyorong keluar masuk lagi batangnya dalam mulut saya. Airmaninya menjadi pelincir dalam mulut saya. Rasa masin dan lemak-lemak. Saya rasa air mani Zali semakin sedap bila lama-lama dalam mulut saya. Saya hisap dan kulum lagi sehinggalah seminit kemudian Zali mengerang lagi dan air maninya memancut deras sekali lagi ke dalam mulut saya sehingga air likat itu meleleh keluar dari mulut saya. Tiba-tiba Zali membenamkan terus batangnya ke dalam mulut saya sampai ke kerongkong saya agak lama sehingga saya tersedak dan terbatuk-batuk. Dan selepas itu Zali menghenjut lagi mulut saya dengan sedikit laju sementara saya terus menganga luas-luas. Sambil mengerang pelahan Zali memegang kepala saya dan menggerakkannya kedepan dan kebelakang seiring dengan keluar masuk batangnya di mulut saya. Sampai satu saat zali tiba-tiba mengejang nikmat dan mengeluarkan batangnya terus memancutkan air likat tersebut ke atas buah dada saya. setelah habis pancutannya, Zali menyuruh saya duduk di atas sink.
Dia mengangkangkan kaki saya dan memasukkan sekali lagi batangnya ke dalam lubang sulit saya. dia menyuruh saya melilitkan kaki pada pinggangnya dan dia mengangkat saya dengan tangannya di punggung saya. Zali sedang berdiri sambil saya duduk di atas batangnya dengan kaki terlilit di pinggangnya dan tangan memeluk lehernya. Zali mula menghenjutkan saya ke atas dan ke bawah. saya semakin dihenjutkan dan merasakan lubang sulit saya menghentak-hentak batangnya. Saya dihenjutkan semakin laju. saya berasa sakit bercampur kenikmatan. selepas seketika, saya didudukkan semula ke atas sink dan batangnya dikeluarkan semula. seterusnya saya di suruh pusing ke belakang dan menghadap ke arah sink. Saya membongkok sambil tangan saya diletakkan ke atas sink, dan kaki saya dikangkangkan. Zali memasukkan pula batangnya ke dalam lubang sulit saya dari belakang. Zali mula menghayunkan batangnya masuk dan keluar. Hayunannya semakin laju. pada masa ini, saya telah lupa segala apa yang berlaku sebelum itu tadi, yang saya fikirkan ialah kenikmatan yang saya rasai. Badan saya semakin panas dan melentik-lentik kenikmatan. Saya memeluk Zali sambil melajukan lagi henjutan saya. Saya semakin tidak sabar untuk sampai ke puncak dan pada satu saat tubuh saya mengejang hebat sehingga saya terasa tubuh bergetar-getar dan menggelupur kesedapan yang amat sangat… saya mengerang pelahan sepuas-puasnya. Saya terus mengeratkan pelukan dan ketika itu Zali juga mengerang dan akhirnya meledakkan air maninya dalam kemaluan saya. Saya membiarkannya dan menikmati air likatnya itu membanjiri kemaluan saya. Sedap dan nikmatnya sukar dibayangkan… saya pejam mata menikmati kenikmatan itu. Zali mencium bibir saya dan saya membalasnya dengan penuh rasa bernafsu.
Tiba-tiba, terdengar bunyi pintu diketuk. Zali cepat-cepat mengeluarkan batangnya dan membasuh batangnya itu. Saya pun terus membasuh bahagian sulit saya yang basah itu dan terus menyarungkan pakaian saya. Setelah saya siap berpakaian dan Zali bertuala, Saya menahan zali sebenatr dan menyelak tualanya. Batangnya masih tegang sedikit. Pantas pula saya membongkok dan mengulum kepala batangnya dua kali. Zali terpejam seketika dan menarik kembali batangnya. Saya rasa tidak puas pula setelah dirogol oleh Zali. Saya rasa ingin melakukannya lagi.
Kami keluar serentak dari bilik air tersebut. Mujurlah sepupu saya yang mengetuk pintu itu tadi tidak perasan apa yang berlaku. perkara ini telah setahun berlaku. namun saya masih tak dapat melupakannya sampai sekarang. Bila ada kesempatan Zali selalu masuk bilik saya dan akmi main sepuas-puasnya. pernah satu hari, Zali sedang makan di dapur bersama ayah saya yang dah tua dan mata kabur dan pendengaran yang kurang. ketika itu Zali memakai kain pelikat sahaja. Tiada orang lain di rumah kecuali saya , zali dan ayah saya itu.
Saya menyediakan minuman untuk mereka dan zali sempat memegang tangan saya dan memegang buah dada saya dengan pantas meramas-ramasnya sesaat. Mujurlah ayah saya sedang berpaing ke arah lainn ketika itu. Dan tindakan Zali itu buat saya terangsang. Berderau darah saya apabila Zali sempat meramas buah dada saya walaupun masih dibungkusi baju. Saya berlalu ke dapur. Ayah saya membelakangi dapur manakala Zali menghadap ke arah dapur. saya boleh nampak senyuman Zali yang penuh nafsu ke arah saya. Saya yang tidak mampu lagi menahan nafsu pelahan-lahan merangkak ke bawah meja makan dan menghala ke arah Zali. dari situ saya nampak batang Zali sudah tegang dan mencanak menongkat kain pelikatnya. tanpa bertanggu saya menyelak kain pelikatnya dan batang yang zali yang suam dan ada sedikit air mazi di hujung menjadi sasaran tangan saya. Saya menjilat kepala batangnya pelahan-lahan dengan lidah. Rasa lemak masin. rasa sedap dengan bau jantan. saya kulum kepala batang itu dan terdengar nafas Zali menjadi laju. Tiba-tiba kedua belah tangan Zali memegang kepala saya dan dia mengangkangkan lagi kedua belah kakinya untuk memudahkan saya menghisap dan mengulum batangnya. saya terus menghisapnya dengan penuh nafsu. sehinggalah pada satu ketika Zali mengerang nikmat yang tertahan-tahan. Pada masa yang sama dia menekan kepala saya dan tanpa kawalan lagi air mani Zali meledak di dalam mulut saya sehingga memenuhi mulut dan meleleh membasahi dagu saya. Hampir kesemuanya air mani Zali saya telan dengan penuh nafsu. Banyaknya air.... getus hati saya. Zali terus-menerus mengerang pelahan-lahan. Saya keluarkan batang Zali dalam mulut saya.
Pelahan-lahan saya berputar membelakangi Zali dan mengarahkan bahagian kemaluan saya ke arah batang Zali yang masih terpacak dengan air mani yang masih becak di batangnya. saya yang ketika itu tidak memakai seluar dalam hanya menyelak kain dan mengangkang kemaluan saya pada batang Zali. pelahan-lahan batang Zali yang suam itu menerobos masuk ke dalam kemaluan saya. Oooohhh... betapa nikmatnya batang Zali. saya menahan nafas dan mula menghenjut pelahan-lahan dengan erangan nikmat yang ditahan-tahan.... Ahhhh.... Batang Zali semakin mengembang dan tegang mencanak dalam kemaluan saya.... saya semakin gila menghenjut-henjut kemaluan saya pada Zali yang semakin tidak keruan kedudukannya di atas kerusi. Mujurlah ayah saya itu kurang pendengaran mata pula kabur. Tentu dia tidak dapat mendengar apa-apa yang berlaku di bawah meja makan. Saya semakin asyik dan nikmat.... Ah ah ah... erangan ku semakin lama semakin kuat... dan pada masa itu saya merasakan akan terpancut. tubuh saya tanpa kawalan lagi menggelupur kenikmatan sehingga tanpa disedari saya terjerit kesedapan. saya cepat-cepat menahan nafas dalam kenikmatan yang mendera seluruh tubuh sya... akhirnya saya longlai di bawah meja kerana penat dan nimat sekali. Rupanya Zali belum terpancut lagi..... kerana biasanya Zali akan terpancut dua atau tiga kali setiap kali kami buat projek. saya putar kepala ke arah Zali setelah batangnya itu keluar dari alat sulit saya. dengan tubuh yang masih menggelatar nikmat saya kulum batang Zali lama-lama sehingga masuk terlalu dalam ke dalam kerongkong saya.... saya biarkannya di situ sehinggalah dalam masa beberapa saat kemudian .... Tubuh Zali meregang dan Zali mengeluh nikmat. ketika itu air maninya meledak memenuhi kerongkong saya. Batang Zali berdenyut-denyut menyemburkan air likatnya bertalu-talu. Saya terus kulum dan telan air maninya sehingga tiada satu pun yang jatuh ke lantai.... Aaaahhhhh.... kedengaran suara Zali mengerang puasss.
Pada satu malam Zali masuk ke dalam bilik saya. jam menunjukkan angka 2 pagi... cuasa agak dingin malam itu. Zali tiba-tiba masuk dan mencium bibir saya. Sejuk katanya...